stasiun Purworejo
Stasiun Purworejo berada di cangkupan Daerah Operasi 5 Purwokerto. Stasiun ini merupakan stasiun terakhir di jalur Kutoarjo-Purworejo sepanjang 12 km. Pada masa lalu jalur ini digunakan sebagai akses angkutan hasil bumi dari Purworejo. System persinyalan ataupun wesel masih menggunakan tipe mekanik / manual. Disini ada bekas bangunan tua yang mungkin menara air pada waktu dulu. Di sebelah barat stasiun jalur 1 bisa kita lihat ada percabangan rel buntu menuju rumah. Katanya pada waktu dulu rel ini menuju bengkel / balaiyasa. Tapi disayangkan pada tahun 2010 jalu ini ditutup dengan alasan membahayakan jiwa. Wajar saja ada informasi yang menyebutkan bahwa jalur ini terakhir diperbaiki tahun 80-an. Rel masih menggunakan tipe kecil dan bantalannya sebagian besar kayu dan lempengan besi. Bautnya pun banyak yang longgar atau hilang. Sebelum tahun 2010, kereta yang melewati jalur ini menggunakan lokomotif BB 300 16/06 + 1
|
gerbong ekonomi (K3) / bisnis (K2). Kereta ini dinamakan Feeder Purworejo jurusan Kutoarjo-Purworejo PP. Kereta ini melayani 3 waktu keberangkatan yakni (dari Kutoarjo) jam 05.30, 08.00, dan 04.30. Sewaktu saya kecil keret ini tidak dipungut biaya/gratis. Tapi pada akhirnya bayar kalu tidak salah Rp.3000. Banyak orang yang menggunakan kereta ini untuk melanjutkan perjalanan naik kereta dari stasiun Kutoarjo. Biasanya penumpang Kutojaya Selatan/Utara, Sawunggalih, Kahuripan, Pasundan, dll. Naik kereta api ini cukup seru. Tidak seperti naik kereta pada umumnya, rasanya agak berguncang layaknya naik delman. Bila kita perhatikan dengan seksama, rel ini tidak lurus & tidak rata melainkan bergelombang. Tetapi sayang berhubung jalur ini ditutup, otomatis kereta ini tidak beroperasi lagi. Sedangkan lokomotif yang menariknya bertugas di sekitar stasiun Kutoarjo sebagai lokomotif langsir. Akhir tahun 2012-an jalur ini makin tidak terawat. Wesel yang rusak, jalur yang ditutupi rumput, bahkan ada beberapa bangunan berada di atas rel walaupun bangunannya sementara. Tapi yang paling parah adalah rumput dan ilalang. Jangan salah rumput/ilalang tingginya ada yang mencapai 2 m. Sampai sampai jalur ini tidak terlihat lagi. Sebagian besar jalur ini kini tidak terlihat, kecuali di emplasemen stasiun dan di perlintasan besar. Kini percabangan rel dari Kutoarjo (tepatnya di arah Timur stasiun) diparkirkan kereta pupuk tua. Entah sampai kapan jalur ini non aktif tapi kita berharap jalur ini bisa secepatnya aktif seperti kejayaannya pada waktu dulu.